Manado, Portal24.id – Nila setitik rusak susu sebelanga, itulah peribahasa yang pantas disematkan kepada Media Manado Post yang Kredibilitasnya dipertanyakan. Dimana media tersebut dinilai sebagai jawara media di era tahun duaribuan, dan saat ini menjadi penyebar berita hoax di era duaribu duapuluhan.
Belum lama ini, beredar pemberitaan yang cukup menyorot perhatian masyarakat Kota Manado. Berita dengan judul “MANADO Peringkat Tiga Miskin Ekstrim se-Sulut, AA: Pemkot Punya Data” tertanggal 9 Juni 2024. Namun ada yang menarik dalam isi pemberitaan itu.
Salah satu narasumber yang disebutkan dalam isi berita itu yang bernama Frederik Lolong setelah ditelusuri hanyalah nama yang di buat-buat.
“Hallo Manado Post, coba kase lengkap Frederik siapa ini?,” kata Gerdi Worang dalam WhatsApp Group Sulut Hebat Bersinergi.
Terkait dugaan narasumber fiktif, Ketua PWI Sulut, Vocke Lontaan menganjurkan agar Pemkot Manado dapat melakukan proses pada oknum tersebut, bisa dengan cara dilaporkan ke dewan pers.
Lebih lanjut lagi, kata Lontaan kalaupun wartawan tersebut dan medianya sudah standar dewan pers harus dilihat apakah beritanya berimbang atau tidak, kalau beritanya tidak berimbang misalnya tidak ada konfirmasi itu berarti sudah menyalahi kode etik jurnalistik dan jalannya disomasi saja tidak apa apa walaupun media besar.
“Jadi somasi menyurat ke dewan pers kalau memang ada yang merasa keberatan atas pemberitaan tersebut,” kata Lontaan.
Lontaan menyarankan agar somasinya lewat PWI Sulut, apakah mau menyurat atau datang langsung ke dewan pers. Menurutnya lebih baik langsung saja ke dewan pers agar prosesnya lebih cepat kalau menyurat butuh waktu agak lama . “Nanti PWI Sulut buat surat rekomemdasi ke dewan pers,” pungkasnya.