Manado – Portal24.id – Kelompok Studi Rumah Nusantara Sulawesi Utara melaksanakan diskusi bersama Barisan Masyarakat Adat Sulut (Barmas).

Diskusi yang dilaksanakan di Casa De Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (26/11/2020), mengangkat tema ‘Radikalisme Mengancam Keutuhan NKRI dengan studi kasus fenomena penolakan dakwah mengenai revolusi akhlak oleh Habib Rizieq Shihab disejumlah daerah’, juga dilakukan secara luring dan daring.

Diskusi tersebut, dihadiri narasumber yakni Ketua Lembaga Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan Ikatan Alumni Unsrat Prof Ishak Pulukadang, bersama Pengamat Politik dan Pemerintah Sulut Taufik M Tumbelaka.

Terpantau, diskusi tersebut dipandu oleh moderator Risat Sanger, yang juga selaku Koordinator Rumah Nusantara.

Kepada awak media, Risat Sanger mengatakan kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Barisan Masyarakat Adat Sulawesi Utara (Barmas).

“Kami melakukan kajian terhadap ancaman nyata terhadap keutuhan NKRI dari perspektif paham radikalisme dengan studi kasus fenomena Konsolidasi revolusi akhlak yang dilakukan oleh Habib Rizieq Shihab, yang ditolak disejumlah daerah,” tegas Sanger.

Lanjutnya, dari Rumah Nusantara sendiri melihat, ini menjadi ancaman nyata, karena revolusi akhlak diboncengi dengan tujuan tertentu yaitu merubah NKRI.

“NKRI yang dibawa oleh mereka adalah NKRI yang bersyariah. Sulut hari ini menunjukan konsentrasi dalam menjaga keutuhan NKRI termasuk ideologi Pancasila,” ucapnya.

Sanger juga mengatakan, seperti pengalaman dimana Pancasila sewaktu perdebatan pada sila yang pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan tujuh kata-kata yang menjalankan pemeluknya bersyariah, ditolak oleh Sulut.

“Hari ini juga kita menolak paham yang dibawakan NKRI bersyariah oleh Rizieq Shihab bersama kelompoknya,” tegasnya.

Sanger berkata, seluruh masyarakat Sulut pasti setuju dengan persoalan ini.

“Bila mana yang kami tolak adalah tujuan mereka bukan pada perspektif ceramah- ceramah keagamaan dari pemeluknya, tapi yang kami tegaskan adalah tujuan mereka yang ingin merubah NKRI menjadi bersyariah itu kami tolak,” jelasnya.

Ditegaskan Sanger, bila mereka datang ke Sulut, dia rasa akan menimbulkan resistensi perpecahan di masyarakat Sulut.

“Kepada aparat keamanan Polri dan TNI untuk melakukan pencegahan terhadap konsolidasi dari Rizieq Shihab dan kelompoknya di daerah-daerah termasuk Sulut,” harap Sanger.

Pihaknya mendukung aparat keamanan Polri dan TNI, untuk melakukan pencegahan terhadap Konsolidasi mereka.

“Kami mendukung dan meminta kepada aparat keamanan dalam hal ini Polri dan TNI, agar melakukan pencegahan terhadap Konsolidasi mereka di daerah-daerah termasuk Sulut, karena kalau itu sampai datang ke Sulut, saya rasa akan ada ribuan yang akan turun untuk menghadang konsolidasi mereka,” tegasnya. (wzg)

Editor: Jufry Mantak