Manado, PORTAL24.ID-Baru-baru ini warga Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) resah akibat tanggul air yang jebol. Proyek berbanderol miliaran rupiah tahun anggaran 2021 yang bersumber dari APBN ambruk karena diduga asal jadi.
Tepatnya di Dumoga Induk, belum setahun dibangun hasil pekerjaan disinyalir tidak sesuai speksifikasi sehingga tak mampu menahan air. Informasi yang diperoleh, tanggul ambruk saat volume air yang tidak terlalu banyak
Parahnya, tanggul yang disebut penahan banjir ambruk meski masih berusia kurang dari satu tahun.
Proyek yang menjadi tanggungjawab Balai Wilayah Sungai Sulawesi I tersebut patut diperhatikan Aparat Penegak Hukum.
Informasi diperoleh, Subdit Tipikor rupanya telah mendapatkan data terkait masalah tersebut. Kabarnya, penyidik segera turun menyelidiki dugaan kejanggalan proyek di Dumoga.
“Kami akan turun melakukan penyelidikan,” ujar sumber penyidik.
Masalah ini mendapat sorotan dari Berty Lumempouw, Pembina Garda Tipidkor Indonesia, Sulawesi Utara. Dia menyesalkan pekerjaan terkesan tak profesional dan hanya mengedepankan “keuntungan” tanpa memikirkan efek yang terjadi. Lumempouw menduga adanya kejanggalan mulai dari penganggaran hingga proses pekerjaan dan pengawasan terlebih dari Balai Sungai dalam hal ini Kasatker dan PPK.
“Miris proyek dengan anggaran miliaran hasilnya seperti itu. Bayangkan saja dana APBN pekerjaannya belum satu tahun sudah ambruk. Kalau pun nantinya mereka (pengawas dan pelaksana) berkelit masih dalam tahap pemeliharaan (masih tanggungjawab pelaksana yakni kontraktor) itu bahasa yang lumrah. Kami menduga ada tindakan korupsi atau keuntungan pribadi yang tidak wajar dalam proyek itu sehingga ditengarai tidak memperhatikan spesifikasi,” ujar Lumempouw.
Pegiat antikorupsi yang dikenal getol membongkar praktik korusi di Sulut itu menegaskan, pihaknya akan melaporlan dugaan tersebut ke penegak hukum Polda Sulut atau Kejaksaan, bahkan siap membawa ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menyelidiki. “Saya yakin ada praktik korupsi di tanggul jebol Dumoga. Saya siap melaporkan dan mengawal masalah itu hingga ke meja penegak hukum,” tegas Lumempouw.
Sementara Ronny, PPK yang terlibat pada pekerjaan itu saat dikonfirmasi mengakui ambruknya tanggul. Namun karena masih pemeliharaan pelaksana, proyek sedang diperbaiki.
“Sementara diperbaiki, karena masih pemeliharaan dari pelaksana. Memang ada keterlambatan karena menunggu bahan yang dikirim dari daerah lain melalui transportasi darat,” aku Ronny.(tim)