Manado, Portal24id – Terbakarnya Tempat Pembuangan Ahir (TPA) Sumompo, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, sejak kemarin hingga hari ini (02/10/23) mendapat respon dari Irjen Pol. (Purn.) Dr. Ronny Franky Sompie, SH., MH.
“Dilakukan upaya bersama secara mapalus untuk memperkuat manajemen pengelolaan sampah sejak dari asal sampahnya. Kalau hanya berkutat pada upaya untuk membuka lahan baru untuk TPA semata, maka masalah pengelolaan sampah tidak akan selesai dan pada saatnya nanti akan menghadapi masalah yang lama,” beber RFS sapaan akrab Ronny Franky Sompie.
Kebakaran di TPA ini menjadi pelajaran yg sangat berharga bagi kita semua tentang betapa pentingnya manajemen pengelolaan sampah itu dikerjakan secara bekerja sama dan profesional dari seluruh stakeholder terkait tidak hanya Pemerintah semata.
“Torang memberikan edukasi dan juga wawasan kepada masyarakat di Manado, agar bisa bantu Pemkot Manado dengan cara mengelola sampahnya masing-masing dengan cara memisahkan antara sampah kering deng sampah basah yang mudah membusuk. Dengan cara pengelolaan sampah sejak awal so bagus, maka pengelola sampah dari Pemkot tinggal gampang mo angkut sampah ke lokasi berikutnya, misalnya untuk sampah basah dan organik bisa dibawa ke lokasi pembuatan pupuk organik. Sedangkan sampah kering so gampang dikelola oleh Bank Sampah yang so ada di setiap kelurahan,” tamba RFS.
Upaya yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana cara memadamkan secara signifikan semua titik api yg sudah berkembang.
“Ini pekerjaan bersama dibawah kendali Dinas Pemadam Kebakaran. Bukan bertanya : “Mengapa TPA Sumompo dipakai lagi ?”. Yang pas sekarang ini adalah bekerja sama untuk sesegera mungkin memadamkan api sampai tidak berkembang lagi. Mencari Solusi bersama untuk mengelola sampah tidak lagi disatukan di TPA, tetapi dibagi minimal 3 bagian. Sampah plastik dan kertas juga karton yang bisa didaur ulang kembali melalui Bank Sampah. Sampah organik, bekas makanan yang bisa dijadikan pupuk organik, sisa kayu, serbuk kayu dan daun bisa juga dijadikan pupuk organik.Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang dikelola secara khusus. Dengan demikian, maka untuk TPA tidak akan menampung lagi sampah yang setiap hari menumpuk, karena sejak dari rumah, pasar, kantor, lokasi tempat hiburan, mall, dan area publik lainnya sudah dibagi tiga bagian sampah tadi,” jelas RFS.
Perlu ada ide baru yg kreatif untuk memberikan kesempatan UMKM bekerjasama mengelola sampah seperti sisa makanan, sayuran, buah2an, kue2, nasi dsb untuk dibawa ke penampungan dan tempat mengelola pupuk organik. Sisa-sisa makanan, sayuran dan buah2an dari pasar, hotel, restoran, rumah makan, kafe sangat banyak sekali di Kota Manado.
“Bahkan ada yg menampung secara khusus sisa dari ampas kopi yang dibuang oleh rumah kopi dan kafe tempat minum kopi yang sudah menjamur di Sulut khususnya Kota Manado. Kerjasama yang baik seperti ini, tidak saja memberikan lahan pekerjaan bagi pelaku UMKM, tetapi dapat menghasilkan pupuk organik yang dapat membantu petani yang butuh bantuan pupuk yang selama ini mengalami birokrasi yang rumit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari Pemerintah,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan