Manado – Portal24.id – Setelah diperiksa di ruang Pelayanan Propam Polda Sulut, Rabu (2/6/2021) pagi, sekitar pukul 09.30 Wita, Timsus Tarsius Polres Bitung, akhirnya Katim Tarsius Bripka Angky Koagouw mengakui kesalahan Tim Tarsius yang telah melakukan penganiayaan terhadap warga di lahan sengketa antara Jerry Palit dan PT Meares Soputan Mining (MSM), Selasa (1/6/2021) dini hari, sekitar pukul 02.00 Wita.
Hal tersebut diakui Bripka Angky Koagouw ke awak media saat ditemui di Mapolda Sulut, Rabu (2/6/2021) siang.
“Saya mewakili Tim Tarsius, meminta maaf kepada para korban atas insiden yang terjadi saat itu, karena miskomunikasi di lapangan yang disampaikan Kabag Ops, dan saat ini sudah diklarifikasi dengan para korban dan pengacara para Korban, kami bersepakat untuk saling minta maaf, kedepannya Tarsius akan berusaha lebih baik lagi,” ungkap Bripka Angky.
Sementara itu, Ketua tim pengacara Fahmi Oksan Awulle juga menyampaikan apresiasi dan semangat saling memaafkan dua belah pihak.
“Kita ingin menjaga hubungan baik dengan aparat. Semua sudah saling terbuka dan mengungkapkan kesalahpahaman di lapangan. Semoga ke depan, kita sebagai masyarakat dan aparat lebih kompak dan menjaga hubungan baik,” ujar Fahmi.
Diketahui, pemberitaan sebelumnya, tindakan Tim khusus (timsus) Tarsius Polresta Bitung terhadap Warga di lokasi tambang MSM, Pinasungkulan, Kota Bitung, dinilai memalukan institusi kepolisian, terlebih khusus program PRESISI Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pasalnya, diduga kuat Timsus yang dipimpin Bripka Angky Koagouw itu melakukan penganiayaan secata brutal terhadap sejumlah warga dengan menggunakan senjata laras panjang.
Mirisnya lagi, peristiwa itu terjadi di lahan sengketa antara Jerry Palit dan PT Meares Soputan Mining (MSM), Selasa (1/6/2021) dini hari, sekitar pukul 02.00 Wita.
Informasi yang didapat wartawan media ini, peristiwa tersebut berawal beberapa masyarakat saat itu sedang menjaga lahan milik Jerry Palit yang terus diterobos pihak MSM.
Awalnya pihak MSM tidak melaksanakan aktifitas alat berat.
Beberapa saat kemudian, entah perintah dari siapa, tiba-tiba Timsus Tarsius Polres Bitung muncul di lahan sengketa tersebut lengkap dengan senjata api laras panjang.
“Awalnya kami aman-aman saja, dan tiba-tiba Komandan Angky menyuruh anggotanya masuk ke lahan yang kami jaga,” ujar warga yang menjaga lahan Jerry Palit.
Tiba-tiba Bripka Angky Koagouw langsung menarik salah satu warga dan langsung memukul warga tersebut di bagian belakang leher, serta memukul menggunakan senjata laras panjang di tubuh warga tersebut.
Bukan hanya itu, diduga Bripka Angky juga menempelkan senjata api ke telinga salah satu warga dan langsung menarik platuk.
“Duarrrr. Saya langsung pingsang mendengar bunyi tembakan di samping telinga saya,” ujar warga yang menjadi korban penganiayaan Tim Tarsius Polres Bitung.
Tidak hanya sampai di situ, Tim Tarsius juga sangat terlihat bukan datang untuk pengamanan, namun diduga sudah membela MSM.
“Tiba-tiba datang memukul membabi-buta. Kami diseret di tanah, diinjak-injak pakai sepatu laras dan dipukul pakai senjata di tubuh kami,” keluh sejumlah warga.
Meski ada warga yang sempat merekam video saat peristiwa terjadi, sayangnya Anggota Tim Tarsius merampas Handphone warga dan menghapus semua rekaman insiden tersebut serta merusak salah satu handphone milik warga.
“Kami curiga mereka itu bayaran MSM. Karena, aparat yang bukan melindungi rakyat tapi menganiaya rakyat kecil,” sesal warga.
Kasus itupun dilaporkan ke Propam Polda Sulut, didampingi beberapa pengacara dari masyarakat yang menjadi korban penganiayaan Tim Tarsius Polres Bitung.
Pantauan awak media di Polda Sulut, Selasa (1/6/2021) sore, sejumlah korban mengalami luka lebam sekujur tubuh mendatangi Propam Polda Sulut dan beberapa di antara mereka masih trauma dengan kejadian tersebut.
Atas peristiwa tersebut, Timsus Tarsius Polres Bitung dipanggil Propam Polda Sulut untuk menyelesaikan insiden tersebut. (wzg)
Tinggalkan Balasan