Keluarga Shirley Najoan Tuntut Keadilan, Minta Kepolisian Transparan

Manado, PORTAL24.ID-Buntut kematian perempuan Shirley Najoan yang diduga kuat akibat penganiayaan yang ditengarai dilakukan suaminya lelaki F alias Ferry, membuat keluarga Shirley menuntut keadilan. Pasalnya, sejak peristiwa memiluhkan itu, keluarga melapor ke Polres Minut atas dugaan penganiayaan atau KDRT.

Kepada wartawan, Kuasa Hukum keluarga korban, Marchelino Mewengkang SH  MKn menegaskan, pihaknya menanggapi pernyataan Kapolres Minut AKBP Bambang Wibowo kepada media baru-baru ini yang menyatakan bahwa hasil otopsi baru diterima penyidik, Mewengkang dengan tegas menyebut hasil otopsi sudah satu bulan lebih ditangan penyidik. Selain itu, Mewengkang membantah keterangan Kapolres Minut soal barang bukti yang sedang didalami. Dia menyebut hingga saat ini barang bukti masih di tangan keluarga korban. 

“Soal hasil otopsi yang dikatakan baru tiba itu tidak benar. Hasil otopsi sudah satu bulan lebih di tangan penyidik. Apalagi barang bukti hingga sekarang ada pada keluarga. Saat penyelidikan keluarga sudah berikan kepada penyidik, tapi ditolak dengan alasan nanti saja jangan dulu diberikan,”ujar Mewengkang.

Kuasa hukum nyentrik itu menambahkan, hasil otopsi disebut ada tanda kekerasan yang diakibatkan benda tumpul hingga tubuh korban mengalami memar. 

“Memang disebut penyebab kematian adalah penyakit bawaan yakni jantung. Tapi kan ada tindak kekerasan terjadi berarti ada tindak pidana sebelum korban meninggal. Dan menurut keluarga, korban tidak memiliki riwayat penyakit jantung,” tegas Mewengkang yang meminta Kepolisian bertindak lurus dan adil dalam penanganan kasus yang sudah berstatus penyidikan meski terduka pelaku lelaki F alias Ferry masih saksi yang wajib lapor.

Mewengkang juga mengatakan, kejanggalan kematian korban terungkap saat keluarga dan warga sekitar hendak memandikan jasad korban. Ketika mengetahui ada memar di tubuh, lelaki F langsung menghilang dari rumah duka.

“Tandanya ada sesuatu terjadi hingga terduga pelaku menghilang dari rumah duka saat proses pemandian jenasah. Berdasarkan temuan itu, keluarga langsung melaporkan hal itu ke Polres Minut,” jelasnya.

Sementara anak korban, Donald Ratela menyinggung soal penyakit bawaan. Dia mengatakan ibu kandungnya selama ini tidak ada penyakit jantung.

“Sejak saya kecil hingga sekarang tidak pernah melihat mama sakit jantung. Kalau sakit lain memang ada seperti maag. Bahkan mama rajin kontrol kesehatannya. Mama juga tidak pernah minum obat untuk jantung. Saya selaku anak berharap Kepolisian mengusut tuntas kejanggalan kematian mama kami,” harap Donald.(lan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *